Senin, 24 April 2017

Komunikasi dalam Penyuluhan (Proses Penyampaian Informasi Pertanian di Provinsi Jambi)



PENDAHULUAN
Latar Belakang

            Masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal istilah penyuluhan. Masyarakat pedesaan yang mayoritas petani sangat kental dan akrab dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) yang secara umum dibidang pertanian. Antar mereka terjadi suatu komunikasi dan  interaksi dalam rangka sharing informasi, ide-ide baru atau keterampilan. Masyarakat petani tentunya sangat merasakan manfaat dari proses penyuluhan tersebut sebagai upaya peningkatan kualitas hidup mereka.
            Kita sadar bahwa setiap individu mempunyai keinginan-keinginan atau kebutuhan. Keinginan atau kebutuhan yang mereka rasakan tentunya berharap untuk dapat diwujudkan. Dengan terwujudnya keinginan atau terpenuhinya kebutuhan, maka individu tersebut akan merasakan kepuasan. Namun demikian, upaya pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keinginan pada individu tidak mungkin dapat dilakukan sendiri tanpa ada keterlibatan dari individu atau pihak lain.
             Penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya petani/nelayan melalui proses pembelajaran petani/nelayan diharapkan mampu mengakses informasi teknologi, permodalan, pasar dan informasi lain sesuai kebutuhan sehingga dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan akhirnya bermuara kepada peningkatan kesejahteraan hidup manusia bangsa Indonesia, dimana sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian Penyelenggaraan penyuluhan pertanian diupayakan agar tidak menimbulkan ketergantungan petani kepada penyuluh, akan tetapi diarahkan untuk mewujudkan kemandirian petani dengan memposisikannya sebagai wiraswasta agribisnis, agar petani dapat berusahatani dengan baik dan hidup layak berdasarkan sumberdaya lokal yang ada disekitar petani. Hal ini membutuhkan kinerja penyuluh pertanian yang terintegrasi pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian dalam merencanakan, mengorganisasikan, dan mengevaluasi program penyuluh pertanian (Muhammad Ikbal Bahua dkk (2010).

Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam Undang-undang Republik Indonesia telah mengamanatkan bahwa penyuluhan sebagai bagian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mengurangi kemiskinan dan pengangguran, peningkatan daya saing ekonomi nasional dan untuk menjaga kelestarian sumberdaya pertanian yang tangguh. Bertitik tolak dari UU tersebut, maka revitalisasi penyuluhan pertanian merupakan salah satu strategi yang memecahkan permasalahan yang dihadapi dibidang pertanian saat ini. Revitalisasi penyuluhan pertanian bertujuan untuk menumbuhkembangkan kemampuan daerah dalam mengelola urusan penyuluhan pertanian yang kini sudah diserahkan ke pihak pemerintah daerah.
Mewujudkan revitalisasi pertanian perlu adanya dukungan sumberdaya manusia berkualitas yang mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, budaya kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global. Peranan kelompoktani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Wilayah Binaan (Wilbi) Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mejadi faktor kunci akses mengakses kepentingan petani sehingga dapat lebih dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan pertanian.
Kelembagaan yang bertanggungjawab dalam membina petani/kelompoktani mulai dari tingkat provinsi secara umum diserahkan kepada Badan Koordinasi, ditingkatkan Kabupaten Badan pelaksana dan dikecamatan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan namun wadah ditingkat kabupaten/kota nomen klatur penamaan penyelenggaraannya belum seragam, Sebagai aparat pembina yang berhubungan langsung dengan petani adalah penyuluh pertanian baik Penyuluh PNS/CPNS maupun penyuluh pertanian Tenaga Harian Lepas (THL-TB), penyuluh swadaya, dan penyuluh swata.

Rumusan Masalah
Masalah yang  akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana Komunikasi dalam Penyuluhan (Proses Penyampaian Informasi Pertanian di Provinsi Jambi).

Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memaparkan tentang Komunikasi dalam Penyuluhan (Proses Penyampaian Informasi Pertanian di Provinsi Jambi).


TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi dalam Penyuluhan

            Penyuluhan adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi kepada sasaran penyuluhan agar mereka tau, mampu dan mau untuk melakukan perubahan dalam rangka perbaikan kualitas hidupnya. Mengingat adanya unsur penyampaian pesan, maka komunikasi mempunyai peranan penting dalam proses penyuluhan. Pesan yang akan disampaikan melalui penyuluhan adalah merupakan muatan materi-materi berupa kebijakan pemerintah, ilmu pengetahuan, keterampilan atau inovasi-inovasi yang selaras dengan keinginan atau kebutuhan dari masyarakat sasaran penyuluhan.
            Agar pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh sasaran penyuluhan dalam hal ini masyarakat, maka perlu dilakukan komunikasi secara baik pula. Komunikasi berjalan dengan baik, bila tidak terdapat gangguan atau hambatan (noise). Jika terdapat gangguan sekecil apapun dalam proses komunikasi, maka hal tersebut akan berdampak pada kualitas penerimaan pesan atau materi penyuluhan. Komunikasi yang  baik ini dapat dikatakan sebagai komunikasi yang efektif. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Totok Mardikanto (2010) bahwa komunikasi pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi sosial antar dua pihak (individu) atau lebih. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau ide-ide antar sesama warga masyarakat.
            Penyuluhan dikatakan berhasil, jika terjadi suatu interaksi antara petugas penyuluhan (komunitaor) dengan sasaran penyuluhan (komunikan) dan adanya dampak perubahan  perilaku baik itu pengetahuan, keterampilan dan juga sikap. Perubahan perilaku yang diharapkan dalam proses penyuluhan tersebut adalah bertambahnya wawasan pengetahuan, dikuasainya keterampilan dan tentunya diharapkan pula adanya kemauan untuk melakukan perubahan sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat.
                        Keberhasilan kegiatan penyuluhan tidak dapat diukur dengan sesaat, karena hal ini menyangkut masalah sikap. Pengetahuan dan keterampilan mungkin dapat dengan mudah meningkat atau dikuasai. Namun, untuk menumbuhkan rasa mau melakukan perubahan sikap atas dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai sangatlah membutuhkan waktu. Cepat atau lambat proses perubahan tersebut, hal ini tentunya  sangat berhubungan dengan persepsi dari masing-masing sasaran penyuluhan dalam penerimaan materi atau pesan penyuluhan yang dikomunikasikan.
            Komunikasi dalam proses penyuluhan akan menjadi efektif,  jika didukung oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut :
1.        Kesesuaian materi dengan kebutuhan  riil.
Kebutuhan riil dari masyarakat sasaran penyuluhan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Jika informasi materi yang akan disampikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat sasaran, maka antusias atau motivasi dari sasaran untuk mengikuti penyuluhan menjadi tinggi dan upaya untuk menerima informasi pun juga tinggi.
2.        Suasana kondusif atau menyenangkan
Suasana yang kondusif atau menyenangkan akan mampu memberikan energi positif bagi masyarakat sasaran untuk menerima pesan atau informasi secara lengkap dengan baik. Masyarakat sasaran tidak akan merasa bosan atau jenuh untuk mengikuti proses penyuluhan.
Suasana yang demikian ini tentunya sangat dipengaruhi oleh individu penyampai pesan, lembaga atau dapat juga dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah.
3.        Sarana Komunikasi
Kita tau bahwa di era modernisasi saat ini, masyarakat tidak awam lagi dengan alat komunikasi  praktis yaitu handphone. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua, baik masyarakat desa maupun perkotaan serba punya handphone. Semakin lengkapnya fasilitas pada handphone, orang akan selalu penasaran untuk menggunakannya baik permainan (games) maupun browsing informasi. Artinya bahwa handphone menjadi barang yang sangat menarik, menyenangkan dan mengasyikkan bahkan mampu menggeser peran radio dan televisi. Hal yang demikian harus dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam proses penyuluhan sehingga komunikasi akan lebih efektif.
4.        Budaya masyarakat
Budaya masyarakat setempat tidak bisa kita abaikan dalam proses penyuluhan. Dengan diketahuinya budaya masyarakat sasaran penyuluhan, maka dapat ditentukan pola komunikasi yang bagaimana yang harus diterapkan dalam proses penyuluhan tersebut. Budaya masyarakat di Papua sangat berbeda dengan di Jawa Tengah, berbeda pula dengan yang di Kalimantan. Hal ini menjadi pemikiran bagi penyampai pesan dalam menentukan pola komunikasi yang dipilih sesuai dengan budaya masyarakat setempat di masing-masing daerah sehingga diharapkan komunikasi yang terbangun dalam proses penyuluhan tersebut akan lebih efektif.
     Komunikasi yang efektif adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses interaksi antar manusia. Dalam komunikasi, tentunya pesan yang akan disampaikan dan supaya bisa diterima dengan baik oleh lawan komunikasi kita atau orang lain diperlukan suatu pemahaman yang saling menyenangkan. Hal ini berpengaruh pada perasaaan masing-masing individu manusia, yang berdampak pada suatu penerimaan atau penolakan terhadap pesan yang disampaikan. Jika pesan ditolak, maka dapat dikatakan gagal dalam berkomunikasi. Komunikasi yang telah dilakukan dapat dibilang tidak efektif. Komunikasi yang efektif menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss dalam Rakhmat, J (2012) paling tidak menimbulkan lima hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan.
Jika kita merujuk kepada masing-masing definisi, baik penyuluhan dan juga pembangunan bahwa semuanya adalah merupakan suatu proses perubahan yang dengan tujuan untuk tercapainya kesejahteraan atau meningkatkan kualitas hidup. Penyuluhan ini sangatlah bermakna dalam menunjang pembangunan. Melalui program penyuluhan yang jelas, maka keberhasilan untuk mencapai tujuan pembanguan akan lebih cepat.
Pengertian Penyuluhan
Secara harfiah, penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor ataupun alat untuk menerangi keadaan yang gelap. Dapat diartikan penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan penerangan ataupun penjelasan kepada mereka yang disuluhi, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai masalah tertentu. Hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikasi. Jadi untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik. Seperti halnya suatu komunikasi akan berhasil ketika kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan. Dalam suatu kegiatan penyuluhan diperlukan perencanaan yang matang. Persiapan dan perencanaan dilakukan dengan menyusun sebuaah desain komunikasi penyuluhan.
Melihat bentuk dan tujuannya maka penyuluhan merupakan wujud konkrit dari komunikasi pembangunan suatu bidang yang berkembang pesat sejak penghujung dekade 60-an. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagia suatu aktifitas pertukaran pesan secara timbal balik) antara semua pihak yang terlibat dalam pembangunan, terutama antara masyarakat dan pemerintah, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pencapaian hasil pembangunan. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas.
Penyuluhan diartikan sebagai usaha menyebarluaskan dan mendidikkan ide-ide dan cara-cara baru untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Latar belakang dan konsep-konseo komunikasi pembangunan banyak dijadikan sebagai acuan dalam penyuluhan, terutama penyuluhan pertanian. Hal-hal pokok yang digmbarkan dalam desain komunikasi penyuluhan adalah seperti berikut:
a. Masalah yang dihadapi
b. Siapa yang akan disuluh
c. Apa tujuanyang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan
d. Pendekatan yang dipakai
e. Pengembangan pesan
f. Saluran yang digunakan
g. Sistem evaluasi yang “ telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan yang dimaksud.

Proses Penyuluhan
Sebagai suatu proses,  Harjosarosa (1981) menyatakan bahwa sebuah sistem terdiri dari unsur-unsur yang disebut sub-sistem, yang meliputi: input, proses, output (hasil), dan outcome perubahan perilaku melalui pendidikan, dapat dipandang sebagai suatu sistem yang oleh Jiyono (1971) diuraikan seperti tersebut dalam Gambar 1.
 

Gambar 1. Sistem Penyuluhan Pertanian

Sebagai Proses Pendidikan Tentang hal ini, dalam kegiatan penyuluhan pertanian, yang dimaksud dengan:
1.      Bahan baku, adalah (calon) penerima manfaat yang terdiri dari semua pemangku kepentingan (stakeholders) kegiatan penyuluhan pertanian, seperti: petani dan keluarganya, tokoh masyarakat, pelaku bisnis (pengadaan sarana produksi, peralatan dan mesin pertanian, pengolahan hasil dan aneka jasa yang lain, serta aparat pemerintah dan para penyuluhnya sendiri.
2.      Input instrumental, yang mencakup penyuluh atau fasilitator, materi penyuluhan, perlengkapan penyuluhan, dan programa penyuluhan.
3.      Input lingkungan, baik lingkungan fisik, sarana prasarana, kelembagaan, dan lingkungan sosial di tempat penyelenggaraan penyuluhan maupun lingkungan asal penerima manfaat penyuluhan,
4.      Proses, yang merupakan keseluruhan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan,
5.      Hasil, yang berupa perubahan perilaku penerima manfaat, sedang
6.      Dampak dan manfaat, yaitu semua dampak dan manfaat kegiatan penyuluhan, yang berupa perubahan ekonomi, sosial,  politik maupun lingkungan fisik penerima manfaat seperti: kenaikan produksi dan pendapatan, perbaikan dan efektivitas kelembagaan, perbaikan dan pelestarian sumberdaya-alam dan lingkungan hidup, kepastian hukum, perbaikan indek mutu hidup, mening-katnya kemandirian, dll.
Proses penyuluhan pertanian, oleh Lionberger dan Gwin (1991) juga dipandang sebagai suatu proses alih-teknologi (technology transfer).Di dalam proses alih-teknologi, terdapat beragam fungsi, yang mencakup: pengelolaan kebijakan, modal usaha, penelitian dan pengembangan dan penyuluhan (Jedlicka, 1977). Selain itu, juga dibutuhkan fungsi penelitian, penyuluhan dan penggunaan inovasi (Havelock, 1969; Maunder, 1978; dan Tjitropranoto, 1990).  Lionberger dan Gwin (1982) menambahkan pentingnya fungsi pelayanan, dan Mubyarto (1983) menyebut pentingnya pengaturan dan koordinasi, sedang Korten dan Klaus (van den Ban, 1983) menambahkan pentingnya fungsi produksi dan fungsi pemasaran.
Dalam praktek, kegiatan penyuluhan pertanian, dapat dilihat sebagai bagian atau sub-sistem penyuluhan pembangunan dalam arti luas.  Ini berarti bahwa, kegiatan penyuluhan pertanian perlu dipadukan dan diselaraskan dengan kegiatan penyuluhan pembangunan yang lain, seperti: penyuluhan kehutanan, penyuluhan perikanan, penyuluhan kesehatan dan gizi, keluarga berencana, koperasi, transmigrasi, dll. Hal ini perlu dipahami oleh semua pemangku kepentingan penyuluhan pembangunan, karena menurut catatan Sutadi (1990), di tingkat pedesaan terdapat tidak kurang dari 13 jenis kegiatan penyuluhan.  Sehingga, jika tidak dapat dikoordinasikan dengan baik akan memunculkan masalah sebagaimana yang pada 40 tahun yang lalu telah dikhawatirkan oleh Soejitno (1968).

Tugas dan Peran Penyuluh sebagai agen perubahan
Dari segi suatu disiplin ilmu, Margono Slamet (2003) menyatakan bahwa ilmu penyuluhan pembangunan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana pola perilaku manusia pembangunan terbentuk, bagaimana perilaku manusia dapat berubah atau diubah sehingga mau meninggalkan kebiasaan lama dan menggantinya dengan perilaku baru yang berakibat kualitas kehidupan orang yang bersangkutan menjadi lebih baik.
Penyuluh bisa dipandang sebagai agen perubahan (change agent) yang merupakan seorang profesional yang mempengaruhi sasaran penyuluhan untuk mengadopsi suatu inovasi agar sesuai dengan tujuan penyuluhan sebagaimana diharapkan. Dalam pandangan Rogers (1969) fungsi dari penyuluh sebagai agen perubahan diantaranya yaitu menjembatani antara dua sistem, yaitu sistem sosial masyarakat sasaran dan sistem pemerintah yang menyelenggarakan pembangunan (penyuluhan). Penyuluh harus bisa mengkomunikasikan antara kebijakan pembangunan pemerintah sebagai sebuah inovasi yang disampaikan kepada sasaran, dan kebutuhan masyarakat sasaran serta umpan balik dari sasaran atas program yang mereka terima. Keberhasilan penyuluh dalam menjembatani kedua sistem tersebut tergantung dari sejauhmana proses perubahan secara terencana itu dilaksanakan.
Menurut Chamala dan Singi (1997), penyuluhan pada masa lalu lebih menekankan kepada transfer teknologi, dimana penyuluh di pedesaan menyampaikan teknologi dari stasiun penelitian kepada para petani dengan menggunakan pendekatan individu, kelompok dan metode mass media. Kemudian penyuluhan berkembang menjadi peran sebagai pengembangan teknologi, dengan menjadi jembatan penghubung antara riset/ penelitian dengan kebutuhan kelompok komunitas sasaran dan membantu memfasilitasi pengembangan teknologi yang sesuai. Pendekatan tersebut semuanya tidak terlepas dari adanya kelompok petani. Beberapa peran penyuluhan bisa dirumuskan untuk membantu anggota komunitas pedesaan mengorganisir dirinya, dan difokuskan menjadi empat peran yaitu sebagai berikut :
1.      Peran pemberdayaan. Peran pemberdayaan terhadap petani sasaran merupakan pendekatan baru dari penyuluhan. Penyuluh perlu mengembangkan landasan filosofis yang baru dimana peran mereka adalah untuk membantu petani dan penduduk pedesaan mengorganisir dirinya dan mengambil tanggungjawab terhadap pertumbuhan dan pengembangannya. Makna pemberdayaan berarti menjadikan mereka mampu agar mereka mempunyai inisiatif. Bagi para penyuluh di pedesaan, memberdayakan adalah tindakan membantu komunitas untuk membentuk, mengembangkan, dan meningkatkan daya dan kemampuannya melalui kerjasama, berbagi dan bekerja bersama.
2.      Peran pengorganisasian komunitas. Tenaga penyuluh di pedesaan harus belajar prinsip-prinsip pengorganisasian komunitas dan keterampilan manajemen kelompok agar supaya bisa membantu komunitas terutama golongan miskin untuk mengorganisasikan dirinya dalam pembangunan. Pemahaman tentang struktur, norma-norma, aturan dan peran dalam kelompok akan membantu pemimpin kelompok untuk merencanakan, menerapkan dan memonitor program-program.
3.      Peran pengembangan sumber daya manusia. Pendekatan pengembangan sumber daya manusia akan memberdayakan masyarakat sasaran dan memberikan makna.
4.      Peran pemecahan masalah dan pendidikan. Pemecahan masalah adalah peran yang penting, namun peran ini sedang berubah dari menyediakan pemecahan masalah teknis menjadi peran untuk memberdayakan organisasi petani dalam memecahkan permasalahan mereka sendiri. Hal ini bisa dicapai dengan membantu mereka untuk mengenali permasalahan dan menemukan jawaban yang tepat dengan melakukan kombinasi antara pengetahuan lokal dengan teknologi yang ada dengan memanfaatkan sumber daya mereka secara tepat.
Menurut Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan menyebutkan; fungsi sistem penyuluhan meliputi
1.      memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha;
2.      mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya
3.      meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha
4.      membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan rganisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, enerapkan tata kelola berusaha yang baik, dan berkelanjutan
5.      membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha
6.      menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi lingkungan
7.      melembagakan nilai -nilai budaya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan
            Tugas utama agen perubahan (baca; penyuluh) dalam melaksanakan difusi inovasi (Rogers dan Shoemaker, 1971) yaitu:
a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan
b. Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan
c. Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
d. Menciptakan keinginan perubahan di kalangan klien
e. Menerjemahkan keinginan perubahan dan mencegah terjadinya drop-out Mencapai suatu
    terminal hubungan.

Pentahapan Langkah Agen Perubahan












 

 
                 








 






           

Gambar 2. Pertahapan Langkah Agen Perubahan

Langkah-langkah pelaksanaan tugas tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut : Pertama-tama dari seorang agen perubahan diharapkan suatu peran pemrakrasa atau pengambil inisiatif, dari perubahan sosial ditempat ia akan mendifusikan inovasi. Mula-mula kegiatannya adalah menumbuhkan keinginan di kalangan kliennya untuk melakukan perubahan dalam kehidupan mereka.Perubahan yang dimaksud tentu saja perubahan dari keadaan yang ada sekarang menuju ke situasi yang lebih baik. Setelah keinginan itu tumbuh, maka agen perubahan menjalin hubungan baik dengan kliennya.Hubungan yang dimaksud adalah suatu kontak yang mengandung saling percaya, kejujuran, dan empathi.Sebab unutk menerima suatu inovasi, pertama-tama klien harus dapat menerima si agen perubahan itu sendiri terlebih dahulu.
Langkah berikutnya adalah melakukan diagnosa terhadap kebutuhan masyarakat yang hendak dibantunya.Diagnnosa ini harus benar-benar bertitiktolak dari pandangan masyarakat tersebut, dan bukan cuma dari kacamata si agen. Untuk itu dituntut kemampuan empathi, yaitu menempatkan diri pada kedudukan masyarakat yang akan dibantu. Sesudah melakukan diagnosa, kemudian agen perubahan harus menciptakan hasrat yang serius untuk berubah di kalangan klien.Arti perubahan disini bukan sekedar “berubah” namun benar-benar untuk kepentingan klien yang bersangkutan.Hasrat yang serius ini selanjutnya diterjemahkan menjadi tindakan ataupun perubahan yang nyata. Agen perubahan mempengaruhi perilaku klien (membuat mereka melakukan atau bertindak)  menurut rekomendasi-rekomendasi yang diajukannya ssetelah menganalisa kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.

Langkah & Strategi Penyampaian Penyuluhan pembangunan
Strategi komunikasi pembangunan akan berdampak positif apabila tujuan program pembangunan dapat tercapai dan perubahan perilaku khalayak sasaran sebagai tujuan akhir dapat diamati dan diukur. Pencapaian tujuan tersebut, menurut Hubies, A.V., et al (1995) harus dicirikan dengan : (1) timbulnya kesadaran masyarakat untuk memahami manfaat inovasi, (2) perwujudan tindakan kongkret masyarakat dalam bentuk mengadopsi inovasi tersebut, dan (3) timbulnya sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai akibat adopsi inovasi.
Kriteria keberhasilan beragam strategi komunikasi pembangunan perlu dikaitkan dengan kekhasan tiap inovasi pembangunan. Kriteria tersebut tidak hanya mengukur keberhasilan atau kegagalan khalayak sasaran dalam nenerapkan inovasi, tetapi juga kesuksesasn dan kegagalan pelaku komunikasi pembangunan dalam mengalihkan informasi pembangunan dalam keterpaduan. Kriteria keberhasilan strategi komunikasi pembangunan dari sudut khalayak sasaran dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut (Hubies, A.V., et al, 1995) : (1) adanya unsure pemahaman, kepedulian, dan kemampuan masyarakat dalam menyeleksi dan menerapkan beragam inovasi, (2) komitmen dan kesepakatan aktif untuk meningkatkan kesuksesan beragam dimensi program pembangunan, dan (3) kehidupan yang lebih baik. 
PEMBAHASAN
Komunikasi dalam Penyuluhan (Proses Penyampaian Informasi Pertanian di Provinsi Jambi)

Keberadaan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan di Provinsi Jambi dengan status 1) penyuluh PNS/CPNS sebanyak 904 orang (penyuluh pertanian 809 orang, perikanan 57 orang, dan kehutanan 38 orang), 2) penyuluh honor/THL-TBPP/PPTK sebanyak 371 orang (penyuluh pertanian 345 orang, perikanan 26 orang), penyuluh honor daerah 110 orang. Disamping itu juga terdapat penyuluh swadaya sebanyak 402 orang dengan jumlah kelompoktani yang dibina sebanyak 8.797 kelompok (804 kelompok belum dikukuhkan (BDK), 3.056 kelompok pemula, 1.893 kelompok lanjut, 343 kelompok madya dan 17 kelompok utama) dan kelompok kehutanan 150 kelompok. Jumlah kelembagaan pendukung sebanyak 115 buah BP3K, 809 buah posluh dan 1.103 Gapoktan ( Sekretariat BKP Provinsi Jambi, 2013).
Kondisi umum penyuluh pertanian di Provinsi Jambi saat ini : 1) penyebaran dan kompetensi tenaga penyuluh pertanian tidak merata lebih dominan tanaman pangan, 2) banyak alih tugas penyuluh pertanian ke jabatan lain yang tidak sesuai dengan kompetensi penyuluh pertanian, 3) sebagian daerah, pengukuhan kembali penyuluh pertanian sebagai pejabat fungsional terhambat, 4) kenaikan pangkat sering terlambat dan pola karir tidak jelas sehingga kondisi ini juga mengurangi motivasi dan kinerja para penyuluh pertanian untuk bekerja lebih baik dan seringkali menyebabkan frustasi, 5) rekruitmen dan pembinaan karier penyuluh pertanian belum sepenuhnya berpedoman pada SK Menkowasbang PAN No.19/1999 dan ketentuan usia pensiun bagi penyuluh pertanian belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku, 6) kurangnya pelatihan teknis bagi penyuluh pertanian 7) penyetaraan penyuluh pertanian dari pendidikan SLTA ke D.III belum terselesaikan, 8) usia penyuluh pertanian sebagian besar di atas 50 tahun, 9) Penyuluh Pertanian Swadaya dan Swasta belum berkembang dengan baik, dan 10) biaya operasional untuk penyuluh pertanian yang disediakan oleh Kabupaten/Kota tidak memadai, 11) belum semua desa memiliki tenaga penyuluh.
Menurut Suharyon, dkk (2014) faktor-faktor kapasitas penyuluh pertanian yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dalam perubahan perilaku pertanian adalah kompetensi komunikasi, kompetensi andragogi, kompetensi mengembangkan kelompok tani, kompetensi sosial, kebijakan penyuluhan pertanian, struktur organisasi dan dukungan inovasi. Faktor-faktor tersebut berpengaruh positif pada kinerja penyuluh pertanian.
Faktor-faktor Interaksi partisipatif penyuluh pertanian yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian yaitu proses motivasi, proses interaksi dan proses strukturisasi. Faktor tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja penyuluh pertanian. Faktor-faktor kapasitas petani yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian adalah sistem pembinaan kelompok, sosial budaya dan ketersediaan sarana prasarana. Faktor tersebut berpengaruh positif terhadap kenierja penyuluh pertanian.
Faktor-faktor Interaksi partisipatif petani yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian yaitu proses motivasi, proses interaksi dan proses strukturisasi. Faktor tersebut berpengaruh negatif terhadap kinerja penyuluh pertanian. Kapasitas penyuluh pertanian dan interaksi penyuluh pertanian, kapasitas kelompok tani dan interaksi partisipatif petani berpengaruh tidak langsung terhadap perilaku petani. Keeratan hubungan empat faktor yang berpengaruh pada kinerja penyuluh pertanian, yaitu kapasitas penyuluh pertanian, interaksi partisipatif penyuluh pertanian, kapasitas kelompok tani dan interaksi partisipatif petani dengan perilaku petani adalah lemah.


KESIMPULAN
Dalam proses penyuluhan diharapkan adanya perubahan baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap ke arah yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Agar proses penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan harapan, maka diperlukan adanya komunikasi yang efektif sehingga menghasilkan persepsi yang sama antar sesama sasaran penyuluhan. Hal-hal yang mendukung efektifitas komunikasi dalam penyuluhan adalah kesesuain materi dengan kebutuhan riil, suasana yang kondusif atau menyenangkan, sarana komunikasi dan budaya masyarakat. Makna penyuluhan pembanguan adalah suatu proses perubahan dalam rangka mencapai kesejahteraan dan memperbaiki kualitas hidup.
Penyuluhan merupakan wujud konkrit dari komunikasi pembangunan. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagia suatu aktifitas pertukaran pesan secara timbal balik) antara semua pihak yang terlibat dalam pembangunan, terutama antara masyarakat dan pemerintah, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pencapaian hasil pembangunan. Beberapa peran penyuluhan antara lain: peran pemberdayaan, peran pengorganisasian komunitas, peran pengembangan sumber daya manusia dan peran pemecahan masalah dan pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA
Ban den Van, A.W dan Hawkins, H.S (1999). Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Chamala, Shankariah, dan P.M. Shingi. 1997. Establishing and Strengthening Farmer Organization. Di dalam: Improving Agricultural Extension: A reference manual. Ed by. Burton E. Swanson, Robert P. Bentz, dan Andrew J. Sofranko. Rome: FAO of the UN.
Hubeis, AVS, et al.  2010.  Komunikasi Inovasi.  Jakarta: Universitas Terbuka.
Mardikanto, T. 2010. Komunikasi Pembangunan. Surakarta: UNS Press.
Mardikanto, T. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Suharyon, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Kinerja Penyuluh dalam Menyampaikan Informasi Teknologi Pertanian. Jambi: Universitas Jambi.
Rogers. 1971. Communication of Inovation. New York: The Free Press.
Rogers, E.M. 1969. Modernization Among Peasant: The Impact Of Communication. New York: Holt, Rinehart, and Winston, Inc.
Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

2 komentar:

  1. Assalamualaikum saya minta maaf posting di blog ini saya atas nama ibu dita TKW arab saudi asal dari sukabumi. maaf sebelumnya kalau lewat tempat ini menceritakan kisah hidup saya bahwa niat saya cuma ingin berbaigi rejeki sama teman teman TKW yang kerja di negara orang bahwa saya menang togel berkat bantuan KI SHOLEH PATY alhamdulilah sekarang saya sudah ada di indon untuk buka usaha jual beli motor bagi teman teman yang kesulitan seperti saya maka langsung aja hubungi KI SHOLEH PATY di nomor TLP 085 244 669 169 di jamin 100℅ bantuan beliu akan megubah hidup anda atau mau di bantu yang lain inilah pesugihan bantuan dari KI SHOLEH PATY(1pesugihan)(2 dana ghaib)(3 penggandaan uang)(4 uang balik)( 5 pemikat)( 6 peglaris bisnis)( 7 angka togel 2d 3d 4d 5d 6d terima kasih

    BalasHapus
  2. ini bukan tempat seperti itu buk tolong sekali yh jangan bahas itu di materi ini ibu kalau mau promosi di mana ajah boleh asal jangan disini karna ini situs belajar buk. terimaksih

    BalasHapus